Senin, 22 Desember 2014

Analisis Biaya Kualitas

Definisi Biaya Kualitas
                                                                     
        Biaya kualitas merupakan biaya-biaya yang timbul karena kualitas buruk mungkin dan memang ada. Biaya kualitas berkaitan dengan dua subkategori dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kualitas yaituaktivitas kontrol dan aktivitas gagal.
1.Aktivitas kontrol yang merupakan aktivitas untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya produk yang kurang baik.Jadi aktivitas kontrol trdiri dari menilai dan mencegah.
2.Aktivitas gagal adalah aktivitas yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas buruk. . Dalam menanggapi kualitas yang muncul sebelum pengiriman suatu produk yang jelek ke pelanggan, aktivitas ini diklasifikasikan sebagai aktivitas gagal internal, jika tidak demikian maka aktivitas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas gagal eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yang dikeluarkan atau dimunculkan oleh sebuah organisasi karena dilakukannya aktivitas gagal.


          Informasi yang diperoleh dari pengukuran biaya kualitas dapat menarik perhatian top management mengenai adanya masalah biaya kualitas dan mengambil tindakan perbaikan. Dengan demikian, biaya kualitas yang terlalu besar dapat dikurangi secara signifikan dengan memperhatikan alokasi biaya kualitas pada empat golongan biaya kualitas. Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu:
Biaya Pencegahan
Prevention costs adalah biaya yang terjadi dalam upaya mencegah adanya produk dengan kualits tidak baik. Biaya ini meliputi:
a. Biaya riset pasar. Biaya ini terjadi dalam pengumpulan dan evaluasi yang terus menerus tentang kebutuhann dan persepsi kualitas pelanggan dan pengguna mempengaruhi kepuasan pemakai produk atau jasa perusahaan.
b. Biaya perencanaan kualitas, misalnya biaya menetapkan target kualitas yang diinginkan, biaya merencanakan bagaimana cara melakukan pengendalian supaya target kualitas yang ditetapkan dapat tercapai.
c. Biaya merancang produk dan proses produksi. Biaya ini terjadi untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan dan pengguna menjadi standar-standar dan syarat-syarat kualitas yang reliable.
d. Biaya program pelatihan.
e. Biaya kerja sama dengan pemasok untuk meningkatkan kualitas dari bahan baku yang dikirimkan dan biaya menyeleksi pemasok. Sub elemen dari biaya ini adalah supplier review, supplier rating, review data teknis order pembelian dan perencanaan kualitas pemasok.
f. Biaya perawatan peralatan dan mesin untuk membuat produksi.

Biaya Penilaian
Appraisal costs adalah biaya-biaya yang terjadi dalam mendeteksi unit-unit produk mana yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Dengan kata lain, biaya yang terjadi karena usaha untuk memastikan bahwa bahan baku dan produk memenuhi standar kualitas. Menurut Besterfield (1998), biaya ini meliputi:
a. Purchasing Appraisal Costs. Biaya ini mencakup inspeksi dan pengetesan bahan baku, pengetesan perlengkapan atau jasa-jasa yang dibeli untuk menentukan diterima atau tidaknya untuk digunakan.
b. Operations (Manufacturing or Service). Biaya ini terjadi untuk kegiatan inspeksi, tes atau audit yang diperlukan untuk menentukan dan memastikan dapat atau tidaknya suatu produk
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 04 Tahun ke-2 Januari-April 2011
atau jasa diterima untuk dilanjutkan ke dalam setiap langkah terpisah dalam rencana operasi dari awal produksi sampai produk dikirim ke pelanggan.
c. External Appraisal Costs. Biaya ini secara umum terjadi kapanpun diperlukan untuk setiap set up atau instalasi lapangan dan memeriksa produk sebelum diterima oleh pelanggan dan juga ketika diperlukan untuk uji lapangan atas produk atau jasa baru.
d. Review of Test and Inspection Data. Biaya ini terjadi untuk me-review inspeksi dan tes data secara teratur sebelum produk dikeluarkan untuk dikirim, seperti untuk menentukan apakah kualifikasi produk sudah terpenuhi.
e. Miscellaneous Quality Evaluations. Biaya ini mencakup biaya dari semua evaluasi (audit) kualitas bidang pendukung untukmemastikan kelangsungan kemampuannya dalam memberikan dukungan terhadap proses produksi.

Biaya Kegagalan Internal
Internal failure costs adalah biaya-biaya yang terjadi sebagai akibat dari memproduksi produk yang tidak memenuhi standar kualitas dan ditemukan sebelum dikirim ke pelanggan. Biaya ini antara lain:
a. Biaya rework, spoilage, dan scrap. Biaya ini biasanya mewakili porsi penting dari keseluruhan biaya kualitas dan secara umum dapat dipandang sebagai biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa yang tidak sesuai yang ditemukan selama proses produksi.
b. Biaya dihentikannya proses produksi atau biaya perbaikan fasilitas produksi karena terjadinya kegagalan produk.
c. Product or Service Design Failure Costs (Internal). Biaya ini umumnya dianggap sebagai biaya yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh desain yang tidak memadai dalam dokumentasi yang dikeluarkan untuk proses produksi.
d. Biaya potongan penjualan untuk produk yang tidak memenuhi standar kualitas.

Biaya Kegagalan Eksternal
External failure costs adalah biaya-biaya yang terjadi karena mengirimkan produk yang tidak memenuhi standar kualitas kepada pelanggan. Biaya ini antara lain meliputi:
a. Biaya penanganan keluhan dan klaim pelanggan. Biaya ini mencakup biaya total untuk menginvestigasi, memecahkan persoalan, dan menanggapi pelanggan individual atau komplain atau pertanyaan pemakai, termasuk jasa tertentu yang diperlukan.
b. Biaya penggantian garansi (Returned Goods). Biaya ini mencakup biaya total dalam mengevaluasi dan memperbaiki atau mengganti barang-barang yang tidak diterima oleh pelanggan karena masalah yang berhubungan dengan kualitas.
c. Biaya perbaikan dan ongkos kirim produk yang dikembalikan. Biaya ini mencakup total biaya atas klaim yang dibayarkan kepada pelanggan atau pemakai setelah persetujuan untuk menutup biaya-biaya, termasuk biaya perbaikan, seperti memindahkan hardware yang rusak dari suatu sistem.
d. Biaya tuntutan lebih jauh dari pelanggan karena menerima produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Biaya yang dibayar perusahaan karena klaim pertanggungjawaban, termasuk biaya asuransi produk atau jasa.
e. Penalties. Penalty costs adalah biaya yang terjadi karena pelaksanaan jasa atau produk yang tidak mencapai ketentuan yang diterapkan dalam kontrak dengan pelanggan, atau peraturan pemerintah.
f. Lost Sales. Lost sales adalah nilai kontribusi kepada profit yang hilang karena berkurangnya penjualan yang disebabkan oleh masalah kualitas.


Pengukuran Biaya Kualitas

Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu:
• Observable quality cost yaitu bioaya kualita yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan perusahaan
• Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan
.
Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan dengan cara berikut:
• Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan eksternal adalah biaya eksternal yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier tertentu.
• Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan melakukan penelitian pasar.
• Taguchi Quality loss Function, Fungsi ini mengasumsikan bahwa setiap variasi dari nilai sasaran karakteristik kualitas menyebabkan biaya kualitas tersembunyi. Biaya tersembunyi meningkat secara kuadratikal ketika nilai aktual menyimpang dari nilai sasaran.

Pelaporan Biaya Kualitas
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas. Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Quality cost report(laporan biaya kualitas)
Lapora ini menyajikan informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas dalam%terhadap penjualan.
Sebagai contoh, dalam mengkualitaskan penerapan
program pemilihan pemasok untuk menghasilkan kualitas masukan bahan,
seorang manajer akan memerlukan penilaian terhadap:
1. Biaya kualitas saat ini untuk setiap kelompok.
2. Tambahan biaya yang berhubungan dengan program tersebut.
3. Penghematan yang diproyeksikan untuk setiap elemen dan setiap
kelompok.
Waktu terjadinya biaya dan penghematan tersebut juga harus
diproyeksikan. Setelah pengaruh-pengaruh terhadap kas dapat diproyeksikan,
maka dapat dilakukan analisis peanggaran modal untuk menilai keunggulan
program.
Pelaporan biaya kualitas sangat penting peranannya bagi suatu
perusahaan apabila perusahaan itu benar-benar serius menerapkannya dan
memandang penting peningkatan kualitas dan pengendalian biaya kualitas.
Langkah pertama yang dilakukan adalah penilaian biaya kualitas yang
sesungguhnya terjadi saat ini. Daftar biaya kualitas yang sesungguhnya terjadi
untuk setiap kelompok biaya dapat memberikan dua pandangan, yaitu:

1. Daftar tersebut menunjukkan biaya kualitas untuk masing-masing kelompok
sehingga memungkinkan para manajer memperkirakan dampak keuangannya.
2. Daftar tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas setiap kelompok
sehingga memungkinkan para manajer untuk menaksir biaya relatif setiap
kelompok.

Laporan Biaya Kualitas
            Signifikansi finansial dari biaya kualitas dapatb dinilai secara lebih mudah dengan mengekspresikan biaya-biaya ini sebagai persentasi penjualan aktual. Terdapat dua pandangan tentang biaya kualitas optimal yaitu : pandangan tradisional yang mensyaratkan adanya tingkat kualitas yang dapat diterima, dan pandangan yang diadopsi oleh perusahaan-perusahaan kontemporer, yang disebut sebagai totak kontrol kualitas (total quality control). Setiap pandangan menawarkan kepada manajer, informasi-informasi tentang bagaimana biaya-biaya kualitas harus dimanajemen.
• Pendekatan konvensionla, mendasarkan pada anggaran adanya “trae off” pada biaya kualitas yaitu antara biay pengendalian dan biaya kegagalan
• Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal batas toleransi tingkat kerusakan yang masih dapat diterima(AQL). Pendekatan ini menggunakan tingkat kerusakan 0. Pendekatan kontemporer tidak menganggap adanya trade off anatara biaya pengendalian dan kegagalan. Terdapat 3 perbedaan mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer dari sudut pandang konvensional. Perbedaan yang pertama adalah bahwa menurut pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa batas pada saatmendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang kedua adalah bahwa biaya pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat mendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang ketiga adalah biaya kegagalan dapat ditekan sampai mendekati 0.
Produktivitas:pengukuran dan pengendalian
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi produk secara efisien dan lebih menekan pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk menghasilkan produk. Yang dimaksud produktivitas disini adalah total product efficiency. Efisiensi produktivitas total adalah titik yang memenuhi 2 kondisi:
• Technical efficiency, untuk setiap kombinasi input tertentu dapat menhasilkan output dalam jumlaha tertentu, dalam arti tidak ada kelebihan pemakaian input untuk menghasilkan output tertentu.\
• Input trade-off efficiency,unyuk setiap kombinasi input tertentu dapat menghasilkan output dalam jumlah tertentu dan dapat memberikan biaya yang paling rendah.
Pengukuran Produktivitas
Produktivitas dapat diukur dengan 2 cara berikut ini:
1. Partial produktivitas atau produktivitas persiala ditentukan dengan mengukur produktivitas untuk setiap satu jenis output saja
2. Total productivity atau produktivitas total ditentukan dengan mengukur produktivitas semua jenis input yang digunakan, dan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu
• Profile productivity,diman prosuktivitas dihitung untuk setiap jenis input dan dibandingkan selama periode waktu tertentu
• Profit-linked productivity,dapat dilakukan dengan menhitung perbedaan jumlah input yang akan dikeluarkan dengan tanpa adanya perubahan produktivitas dengan jumlah input yang sesungguhnya digunakan

Penggunaan Informasi Biaya Kualitas
            Biaya kualitas dilaporkan untuk memperbaiki perencanaan manajerial, kontrol, dan pengambilan keputusan. Menggunakan informasi biaya kualitas untuk menerapkan dan mengawasi efektifitas program kualitas merupakan salah satu kegunaan dari sistem biaya kualitas. Informasi biaya kualitas merupakan input yang penting untuk pengambilan keputusan manajemen.
         
Menggunakan Informasi Biaya Kualitas untuk Pengambilan Keputusan
            Para manajer memerlukan informasi biaya kualitas sesuai dengan jumlah konteks pengambilan keputusan. Dua diantaranya adalah penetapan harga stratejik dan analisis biaya-volume-laba.

Sertifikasi Kualitas Melalui ISO 9000
            Ketika sebuah perusahaan menilai kualitas dari suppliernya, perusahaan yang sama dapat mensuplai dari perusahaan lain yang mensyaratkan sertifikasi kualitas penjual. Program yang terbaru disebut dengan ISO 9000.
            ISO 9000 merupakan standar pengukuran kualitas. Program ini merupakan satu rangkaian seri dari lima standar kualitas internasional. Standar ini berpusat pada konsep dokumentasi dan pengontrolan ketidaksesuaian kualitas dan perubahan.
Perlu diperhatikan bahwa ISO 9000 tidak mensertifikasi kualitas produk tersebut, tidak juga komitmen perusahaan unutk melakukan perbaikan berkelanjutan. Pada kenyataannya, ISO 9000 merupakan suatu kosakata dan serangkaian lima standar.
            Pada sisi positifnya, banyak perusahaan telah menemukan bahwa proses aplikasi untuk sertifikasi ISO 9000, disamping memeakan waktu dan mahal, program ini menghasilkan keuntungan penting dalam arti pengetahuan diri. ISO 9000 bukan merupakan sistem kualitas. Program ini merupakan langkah pertama dalam sertifikasi supplier. Tapi, perusahaan-perusahaan mendapati bahwa sulit untuk  bertahan membayar audit independen untuk menilai proses kualitas mereka.
            Pelaporan biaya kualitas sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan hanya merupakan salah satu tujuan dari sistem pembiayaan kualitas yang baik. Tujuan lain adalah untuk mengontrol biaya kualitas-sebuah faktor kritikal yang membantu keputusan.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar